Benahi
Pendidikan
Hari
ini resmi semester 6 gue berakhir. Alhamdulillah ya. Gue gak terlalu matok
nilai yang tinggi untuk semester ini karena gue juga sadar, perjuangan gue
belajar belum maksimal. Kemaren gue hampir sempet nyerah untuk satu matkul
karena masalah sepele sih sebenernya mah. Drama banget deh kalau gue
inget-inget lagi wkwk.
Postingan
kali ini, gue mau membahas tentang pendidikan lagi. Gak jauh-jauh alesannya
karena gue kuliah di prodi pendidikan, siap gak siap setelah lulus nanti gue
akan bertanggung jawab atas pendidikan di negara ini. sekarang ini lagi viral seorang selebram
cilik yang populer gara-gara aplikasi tok-tik ya (gue samarin, tapi lo juga
paham mungkin ya maksudnya). Aplikasi yang dilabeli oleh banyak orang sebagai
aplikasi GOBLOK. GOBLOK. Hahaha iya emang begitu kenyataannya. Bahkan kalau lo
searching di google playstore dengan kata kunci “aplikasi goblok”, yang bakalan
muncul paling atas ya itu. Untuk hal ini gue sedikit tidak setuju, atau lebih
tegasnya, GUE GAK SETUJU. Aplikasi itu kan layaknya tools atau alat, dan yang
mainin atau lebih dikenal dengan muser yang menggunakannya. Analoginya
gini deh, pisau di tangan perampok akan menjadi alat untuk membegal, melukai,
membunuh dan hal keji lainnya. Tapi pisau di tangan para koki dapat membuat
masakan yang enak dan lezat. Jadi menurut gue, buka aplikasinya yang salah tapi
pemakainya. Walaupun gue belum tau apa tujuan dibuatnya aplikasi ini, tapi
nyatanya ini adalah karya yang tidak semua orang bisa membuatnya.
Oke
kembali ke topik selebram cilik yang viral sekarang. Gue berpikir apa sih
sebenernya yang salah? Kalo gue bandingin di zaman gue kecil, gue megang hp pas
masa SMA. Dan itu juga gak addict banget. Karena pada zaman gue kecil, dunia
nyata itu lebih menyenangkan. Maen HP hanya sebatas selingan. Tapi kalo gue
liat zaman sekarang malah terbalik kayaknya. Dunia maya itu terasa menyenangkan
dan dunia nyata hanyalah selingan. Bukan hanya terjadi pada anak kecil saja,
remaja, orang dewasa bahkan gue pernah liat bocah TK maen HP dan nonton b*kep.
SERIUS B*KEP. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu yang pasti di vidio yang
berdurasi satu menit, ortu si anak cuek-cuek aja dan gak sadar apa yang
dilakukan oleh anaknya. Sekali lagi kita pikirkan, apa yang salah???
Beda
orang beda sudut pandang. Salah satu hal yang gue pelajari dari buku “Why ‘A’
students work for ‘C’ student” karangan Robert Kiyosaki adalah selalu ada lebih
dari satu jawaban untuk satu pertanyaan. Di pandangan gue pribadi, didikan anak tersebutlah yang
harus diperbaiki. Entah didikan dalam keluarga maupun didikan di sekolah.
Didikan di keluarga contohnya, ketika orang tua membelikan anaknya HP, ortu
harus memberi edukasi dalam penggunaan HP agar mempermudah anaknya dalam
belajar. Bukan sekedar memberi tanpa bertanggung jawab, hanya menuruti kemauan
anaknya. Itu salah satu contoh, yang lainnya masih banyak. Didikan di sekolah
itu guru yang berperan aktif. Bukan sekedar mentransfer ilmu tugas guru itu,
lebih dari itu. Guru berperan dalam mendidik siswa agar siap menghadapi
kehidupan nyata dengan karakter yang baik. Makanya guru itu ada yang bilang
akronim dari diGUgu dan ditiRU.
Sekian
postingan gue kali ini mudah-mudahan bermanfaat. Siapapun yang membaca, gue
mengajak kalian untuk membenahi pendidikan di negeri kita ini. Gak usah
jauh-jauh, kita mulai dari diri sendiri OK!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar