Eiger vs Rei
Kemaren gue pergi ke daerah kepatihan. Daerah sekitar
alun-alun untuk CLBK alias Cuma Liat Beli Kagak. Gue CLBK an di toko pakaian,
untuk mencari jaket bomber. Itu lho jaket yang hits gegara dipakai oleh orang
nomor 1 di Indonesia.
OK, gue skip bagian proses gue mencari jaketnya. Hasil
pencarian gue, nol. Gak ada jaket yang cocok dengan selera gue. Bukan gak bagus
ya, tapi gak cocok. Di sini gue ingin berbagi hasil pengamatan gue setelah gue
pergi dari kepatihan menuju pulang.
Gue pulang sekitar pukul 4 sore an setelah gue shalat ashar
di musola deket parkiran motor. Gak ada niatan sama sekali untuk mampir-mampir
ke toko apapun lagi ketika itu. Tapi terkadang apa yang mata lihat, langsung
menjadi sugesti ke otak dan hati.
Ketika di tengah perjalanan, gue liat outlet eiger di
pinggir jalan yang cukup rame. Gue mampir dan melihat-lihat. Walaupun gue belum
mendapatkan jaket yang cocok, harganya mahal mboook, gue tetep seneng karena
bisa membuat mata gue kenyang melihat-lihat barang produksi eiger. Gue akui,
gue selalu kagum melihat produk eiger. Entah itu baju, kaos, jaket, sepatu dan
bahkan topinya pun gue suka. Hanya saja harganya itu yang kurang bersahabat
dengan kantong gue.

Lo tau apa yang gue pikir? Branding. Bukan cuman toko saja,
kita sendiri pun sebenarnya punya brand masing-masing. Nama kita, agama kita,
bahkan asal kita, itu bisa menjadi personal branding untuk diri kita sendiri.
Coba lo liat kang emil, pa jokowi, pa gatot, mereka itu adalah contoh orang
yang mempunyai branding yang bagus di mata masyarakat dan terkenal pula.
Ketika gue denger nama kang emil, yang terbayang adalah kota
Bandung. Ketika mendengar panglima, yang kebayang adalah pa gatot. Dan begitu
juga sebaliknya. Coba kalo gue tanya, “merek apa yang bagus untuk produk
outdoor?” ya gue yakin rata-rata lo bilang “eiger” ya kan. Penting gak sih
branding itu? Cukup penting. Bagi gue personal branding itu sangat membantu,
contoh kecilnya dalam mencari pekerjaan. Coba kalau kita misalkan sering
mengikuti olimpiade sains, dan sering juara, ketika kita melamar dan
diwawancara, “ohhh ini yusuf yang juara onmipa itu yaa” (amiiin doain aja hehe)
kan kita jadi punya nama sendiri gitu.
Menurut gue, dalam branding itu perlu diperhatikan dua hal.
Yang pertama adalah nilainya. Kan cenah mah siswa yang dikenang guru itu kalau
gak yang baik banget, ya pasti yang nakal banget. Sama kayak branding juga. Lo
mau dikenal karena lo baik atau buruk. Kalau baik, jadilah yang terbaik. Kalau
buruk, ya mending jangan terkenal atuh. Setidaknya kalau gak bisa jadi yang
terbaik, jadilah yang berbeda. Berbeda bukan berarti buruk kan?
Kedua, jangakauannya. Gue yakin orang yang non balaraja gak
tau namanya Balaraja plaza. Iya gak? Iyalah wong itu tuh mall nya orang
balaraja, wajar kalau orang bandung gak tau hehe. sama halnya branding. Ada
yang terkenal dalam cakupan kecamatan aja, ada yang sampai kancah nasional
bahkan internasional. Perluas personal brand pada diri lo, jangan hanya di
sekitar lo aja. Berikan pengaruh yang baik untuk orang sekitarmu. Cobalah
Mewarnai jangan hanya mau diwarnai.
Sekian cerita gue kali ini. kira-kira menurut lo bagaimana
sih cara membuat nilai brand kita baik dan jangkauannya luas?

Baca lebih detail tentang Eiger vs Rei di Eiger vs Rei
BalasHapus