Pandangan Gue Terhadap Debat Pilpres

http://channel-indonesia.com/wp-content/uploads/2019/01/capres-cawapres.jpeg


Berbicara tentang politik itu gak ada abis-abisnya. Malam ini gue baru selesai nonton debat capres ke 4 streaming di youtube bareng sobat gue, Imam. Sebenarnya kita lebih banyak ngobrolnya dibandingkan fokus ke debatnya.

Biar clear, gue jelasin dulu kalo gue sama sekali gak tahu pilihan Imam siapa, begitu juga sebaliknya. Itu semua agar dalam berdiskusi kita netral. Walaupun sebenarnya gue yakin, gak ada orang yang benar-benar netral.
Daripada fokus ke debat, yang bisa gue putar ulang di youtube, gue lebih banyak berdiskusi. Topiknya pun beragam. Mulai dari hijrah, khilafah, pilkada sampai bisnis pun tak luput kita obrolkan.
Hmm pertama, gue mau memberikan komentar gue tentang debat capres dan cawapres dari yang pertama sampai yang sekarang (keempat). Gue akan jelasin dengan poin-poin.
Pertama. Debat terasa kurang seru. Panas sih emang suasananya, tapi bukan panas karena adu program ke depan, melainkan mengomentari keadaan pemerintah sekarang. Ada sih pembicaraan tentang visi misi tiap paslon, tapi kayak gimana gitu. Porsinya sedikit sekali. Bahkan dalam satu debat, ada yang menyinggung personal salah satu paslon. Not funny at all.
Kedua. Waktu dalam berdebat terlalu mengekang. Sebenarnya ini ada sangkut pautnya dengan yang pertama. Bagaimana paslon ingin menjelaskan dengan tuntas sedangkan waktu yang diberikan keburu habis. Ya mungkin ini adalah tantangan bagi kedua paslon dalam menghargai waktu, tapi kan kita sebagai penonton jadi agak gimana gitu. Ketika mau menjelaskan intinya, eh malah dipotong,
“maaf pak waktunya sudah habis.”
Ketiga. Masih membawa catatan atau menurut masyarakat +62 itu contekan. Seandainya dari kedua paslon hanya boleh membawa alat tulis saja, tanpa catatan, kemungkinan yang terjadi adalah adu program. Bukan malah evaluasi pekerjaan pemerintah saat ini.
Intinya, dibandingkan debat pilkada DKI (yang kebetulan gue juga mengikuti), jauuuuuh lebih seru debat pilkada DKI. Adu programnya lebih banyak dan panas.
Poin kedua yang gue ambil dari malam ini adalah terkadang kita gak perlu tahu sesuatu yang mungkin jika kita tahu malah memperkeruh situasi. Pernah gue ditanya mengenai pilihan pollitik gue, dan gue jawab, “gue masih mempertimbangkan.” Di lain sisi emang gue juga masih belum fix dan yang terpenting gue gak mau terjadi perdebatan yang menurut gue sih gak penting.
Gue pernah nulis di twitter yang akan gue tulis lagi di sini sebagai penutup.
“17 April 2019 nanti hak kita emang cuman pilih salah satu. Tapi kewajiban kita adalah mendukung keduanya.”
Just enjoy this moment because this is party!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar