Namanya suatu hubungan selalu berkaitan
dengan komunikasi. Mau hubungan dalam bentuk apapun, hubungan ke orang tua,
teman, pacar, adik, klien, komunikasi itu penting bro.
Akhir-akhir ini gue sering
berantemdengan pacar gue. Kenapa? Karena komunikasi. Komunikasi kami kurang
baik akhir-akhir ini. Di sini gue menulis bukan sebagai curahan hati (curhat)
karena masalah kami sudah selesai, tapi gue harap Lo bisa ambil satu atau dua
pelajaran dari pengalaman gue.
Sebenarnya masalah diantara kami
itu sering banget terjadi, tapi gue gak akan menceritakan semuanya. Buat apa
juga kan. Gak penting.
Gue awali cerita gue ketika
selesai pergi mencari referensi skripsi di perpustakaan. Di awal memang tak ada
masalah. Jujur, gak ada tanda-tanda bakal berantem. Sambil melanjutkan menyusun
skripsi, karena waktu itu gue lagi gabut, gue pinjem hp doi.
Btw, gue bukan tipe orang yang
kalo pacaran itu harus tukeran akun, punya akun doi lah atau sebagainya. Gue
tipe yang lebih suka menjaga privasi. Karena itu penting, sedekat apapun
kita dengan orang lain, mereka tetap butuh ruang untuk dirinya sendiri.
Gue pinjem hp doi buat buka ig.
Karena gue tau doi punya akun ig khusus buat mengcover lagu. Gue ingin tau
sudah sejauh mana perkembangannya. Gue liat mulai dari jumlah penonton, like
hingga komen-komen nya.
Lalu gue swipe hpnya ke kanan. Ke
kolom DM (Direct Message). Wah lumayan nih banyak yang suka sama lagu doi.
Jari gue menswipe terus ke bawah sampai gue menemukan chat doi dengan
seseorang. Siapa dia? Gak penting juga gue kasih tau.
Gue penasaran dong. Gue baca
dalam hati. Saat itu kesalahan gue bukan hanya gak ngehargai privasi doi
(biasanya emang doi gak masalah kalo gue buka DM), tapi gue juga gak nanya ke
doi perihal chat ini. Dari chat itu gue tau kalo doi dan dia pernah mau
ketemuan, tapi doi bilang mau ijin ke gue dulu (walaupun gak pernah bilang).
Gue berhenti dong baca sampai di situ.
Gue mulai kesal sama doi, tanpa tahu kejadian sebenarnya. Saat
itu doi masih nyusun skripsi. Gue diem dan cuek aja. Ditanya apa gue jawab
singkat ya, gak, gak tau, hehe.
Doi yang udah tau lebih banyak tentang gue sadar dong, something
wrong with me.
Mulai dari bertanya, ngehibur
gue, sampai mengajak bercanda selalu gue hadapi dengan dingin. Ya gue cuek aja
gitu. Kenapa? Karena gue kebanyakan drama. Gue berharap kalo doi tuh buka hp
dan liat aplikasi yang terakhir gue buka terus nyari apa yang baru gue lihat.
Saat menulis ini gue merasa lebih feminim dari doi.
Karena ketika itu gue merasa doi
tuh gak peka, daripada doi pikir gue depresi mikirin skripsi, gue bilang aja
kalo gue baru baca chat nya, setelah sebelumnya gue nerusin baca sampai akhir
(penasaran bro wkwk). Dan ternyata pertemuan itu terjadi tanpa doi bilang ke
gue.
"Mau minta dijelasin gak?"
"Gak usah, buat apa juga", gue masih mengikuti
drama ego gue.
Berhubung ketika itu gue udah ada
janji dengan temen gue, dan doi pun juga ada janji, jadi doi pamit tanpa gue
tau penjelasan dari doi. Kesalahan gue bertambah. Gue tidak memberikan hak
dia untuk menjelaskan kebenarannya.
Tau dong apa yang terjadi setelah itu. Kami lost
communication.
Singkat cerita, malamnya gue gak
bisa tidur. Mikirin bahwa doi sudah kelewat jahat. Namanya manusia, sebanyak
apapun kebaikannya, yang diingat hanya sedikit keburukannya.
Gue berusaha tenang, meredakan emosi,
dan menyampingkan ego. Didapatlah hasil bahwa gue harus minta maaf karena tidak
mendengar penjelasannya.
Gak mau nunggu lama, dan gue gak suka
sama situasi ini, pagi harinya gue meminta maaf dan ngebawain doi sarapan nasi
uduk. Setelah sarapan, gue mendengar penjelasannya, sesi tanya jawab, dan kita
berbaikan. Semudah itu? Ya semudah itu bro.
Kalo seandainya aja gue mau mendengar
penjelasan doi sebelumnya, mungkin masalah ini akan langsung selesai di waktu
itu juga. Tapi karena gue kebanyakan drama, akhirnya masalahnya bersambung
kayak film drama.
Gue pikir ternyata banyak masalah
dalam hidup yang susah diselesaikan bukan karena masalah itu besar. Hanya karena
kita terlalu mendramatisir kan masalah itu, akhirnya masalahnya menjadi
bersambung.
Gue juga semakin paham bahwa
privasi itu penting. Sedekat apapun hubungan Lo sama orang lain, mereka
tetap butuh ruang untuk dirinya sendiri. Kadang gue suka heran sama pasangan
yang tukeran akun dan bahkan ada juga yang suka larang ini larang itu. Ya buat
apa gitu?
Tapi kan bro itu tanda kepercayaan.
Bagi gue, kepercayaan itu bukan dengan mengambil hak privasi
orang lain. Ada banyak cara untuk menunjukkannya. Cara gue ya ngebebasin dia.
Bebas mau chatting atau maen sama siapa aja.(kalau yang diatas adalah kasus
khusus, ada ceritanya sendiri)
Kalo doi kecantol sama yang lain gimana?
Itulah pembuktian kepercayaan yang gue kasih. Perasaan doi
ke gue itu urusan dia. Yang harus gue urus adalah perasaan gue ke doi. Kadang
kita suka ribet mikirin urusan perasaan orang lain ke kita, padahal itu bukan
ranah kita.
Mau orang baik ke kita, jahat ke kita, itu urusan mereka
dengan Tuhan. Bukan urusan kita.
So the last but not the least, pesan gue untuk para
penikmat blog gue,
"Hidup memang penuh drama, tapi jangan mendramakan
masalah hidup. Dalam kehidupan setiap orang mempunyai perannya masing-masing,
jadi jangan sibuk mikirin peran orang lain, URUSI PERAN DIRI KITA
MASING-MASING."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar