Malam Pertama NGOPI bareng HJRHKY



Minggu ini gue baru aja ikut kumpul dengan salah satu komunitas “HJRHKY” atau hijrah kuy. Gue gak bisa bohong, kalo selama ini pandangan gue terhadap kata hijrah itu negatif. Orangnya sok bener lah, ngerasa gak punya dosa lah, tapi itu dulu. Baru pertama kali gue ikut kumpul atau istilahnya “NGOPI” ngobrol perkara iman, dan pandangan gue langsung berubah.

Gue memang sama sekali belum pernah bertemu langsung orang yang menjudge dirinya sedang berhijrah atau lebih tepatnya melabeli diri orang yang hijrah. Tapi untuk sekedar mengetahui kalo temen sedang berhijrah, gue gak harus tau dari perkataan dia langsung. Ada teman gue yang lagi proses menuju lebih baik (agama ataupun kepribadian) sering kali enggan gue sebut dia sedang hijrah. Kenapa begitu? pernah dia bilang karena masih banyak orang yang berfikiran hijrah itu hal yang negatif (seperti yang gue tulis di atas), makanya enggan disebut pemuda hijrah.

Oke, langsung ke intinya aja ya. Jadi gue gabung ke tempat ngopinya di “hungry station” gue diajak teman gue, Ahmed. Gue sudah tau lama komunitas hijrah kuy dan bahkan gue sembat gabung di grup LINE. Sebatas itu, gue belum pernah ikut kumpul bareng ataupun ngobrol-ngobrol serius di grup. Masalahnya ya tadi. Pemikiran gue masih pendek, pengetahuan gue kurang luas, maen gue kurang jauh. Gue sampai di TKP pukul 7 an, bareng temen gue juga. Di sana gue berkenalan singkat, tanya nama, ngasih tau nama gue. Singkat. Susah bagi gue menghafal nama orang dari sekedar perkenalan singkat. Kita gak langsung memulai kajian atau pematerian, karena masih menunggu beberapa orang yang belum datang. Sambil menunggu, gak ada salahnya gue memulai percakapan dengan beberapa orang. Minimal gue hapal nama lah. Dan ternyata orang-orangnya asik. Terbuka pikirannya dan realistis.

Pematerian dimulai. Fyi, di sini anggotanya bukan hanya mahasiswa, malahan kebanyakan yang sudah bekerja. Kebanyakan yang datang pada malam itu pria, wanitanya hanya beberapa saja. Dari sini mungkin lu heran, “koq ada wanitanya?”. Gue juga sama. awalnya gue heran. Setau gue ada pemahaman yang melarang betul berkumpulnya pria dan wanita dalam satu tempat atau istilahnya ikhtilat. Tapi, karena di sini kita berbagi ilmu, ilmu dunia dan akhirat, apa salahnya?. Mantul banget, gue suka. Karena dalam beda kasus, gue pernah kenal ada orang yang bahkan sama sekali enggan untuk kumpul bareng foto studio. Di komunitas ini gak ternyata. Selama ada hal baik ya kita lakuin.

Pemateriannya gimana? Asik menurut gue. Malam itu tema yang dibahas cukup ringan. Tentang rezeki. Tapi, ilmunya padat. Beberapa ada yang mengingatkan gue, dan kebanyakan adalah ilmu baru. Asik menurut gue di sini karena pemateriannya pun gak kaku, bisa disangkut pautkan dengan kehidupan sehari-hari. Kita bisa bercanda, bahkan ada yang sambil minum dan merokok. Satu hal yang gue dapat dari suasana ini, tiap orang bisa menerima ilmu dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada yang harus serius baru bisa paham. Ada yang lebih enak sambil bercanda. Ada juga yang sambil ngopdud, baru masuk ilmunya. Perbedaan yang dijunjung di komunitas ini adalah salah satu hal yang harus dipertahankan menurut gue. Kebebasan dalam menerima ilmu justru gue pikir sebagai salah satu kelebihan kajian di sini jika dibandingkan dengan kajian di masjid.

Kegiatan ternyata bukan sebatas pematerian. Hanya 10-30 menit waktu untuk pematerian, sisanya sesi tanya jawab. Seringkali ada pertanyaan yang keluar dairi tema, dan asiknya itu tetap kita bahas. Btw malam itu pemateriannya masih muda banget. Laki-laki kalau gue gak salah namanya Faishal. Banyak yang manggil ustad, dan ada juga yang memanggil kang, bang, bro. Dinamis. Beliau gak mempermasalahkannya. Sesi yang membuat ngobrol ini lebih hidup ya sesi tanya jawab. Ada teman baru gue dalam komunitas itu menjelaskan alasannya gabung di hijrah kuy.

kan banyak tuh pertanyaan dalam hidup, yang kadang kita malu gitu nanya di kajian-kajian masjid. Kalo di sini tuh enak, enjoy enjoy aja

Sekedar berbagi informasi, buat lo yang mau gabung juga, bisa cek instagram @hijrahkuyofficial. Biasanya kajian sambil ngopi diadakan setiap jumat malam di “hugry station”.  Kalau mau datang ya datang aja. Lebih bagus kalau bawa teman. Jadi keinget kata pemateri, “hijrah itu kalo temennya 1 atau 2 memang susah. Tapi kalau banyakan itu lebih enak. Bisa saling dukung”

Singkatnya, malam itu pandangan gue tentang komunitas hijrah berubah. Gue sadar kesalahan gue menilai sesuatu tanpa tahu datanya dan faktanya. Hanya sekedar menilai dari pemikiran pendek dan komenan netizen. So, terimakasih sudah membaca sampai akhir, kalau lo juga punya pengalaman yang mirip-mirip sama gue, boleh lo tulis di kolom komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar